Jumat, 29 November 2013

Pentingnya Kampus Hijau



          Oleh Adrianus Rio ES – Mengingat lapisan ozon di bumi  ini semakin tipis dan udara di bumi ini semakin panas saja, kita harus semakin prihatin dengan keaadan bumi kita saat ini. Go Green, berbagai bentuk upaya ini kerap dilakukan oleh kita semua. Contohnya saja dengan penanaman 1juta pohon, tetapi itu tidak cukup membantu.
          Sebelum lebih jauh berbicara tentang kampus hijau, hendaknya kita ketahui terlebih dahulu apa makna dan tujuan dari Green Campus.
     Adalah bentuk upaya untuk mewujudkan keasrian suasana pembelajaran di kampus, dan membantu upaya Go Gren pada bumi. Penanaman ratusan bahkan ribuan pohon belum cukup membantu upaya pelaksanaan kampus hijau. Yang harus menjadi sorotan penting ialah fasilitas dari kampus itu sendiri. Pengadaan tempat sampah yang memadai, pengadaan tempat untuk istirahat di luar kelas yang nyaman, pengadaan smoking area yang memadai.
     Ada hal lain yang bisa saja menghambat upaya green campus, yaitu meluapnya volume kendaraan-kendaraan pribadi yang memenuhi area parkir kampus baik itu kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Hal ini juga patut diperhatikan mengingat banyaknya kendaraan mengartikan makin banyak polusi-polusi yang menyebabkan ketidaknyamanan udara di kampus.
      Andai dosen dan mahasiswa yang selama ini menggunakan mobil pribadi atau motor mau meninggalkan ken­daraan mereka di garasi, dan memilih berjalan kaki, bersepeda, atau naik ang­kutan umum ketika pergi ke kampus, pasti lahan-lahan di kampus yang selama ini dibeton atau diaspal lantaran dijadikan tempat parkir bisa disulap menjadi taman.
         Tidak kalah pentingnya juga bagi masyarakat kampus baik itu dosen atau mahasiswa juga harus bisa mengaplikasikan IPTEK Bidang Lingkungan Hidup secara nyata, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian warga kampus untuk membantu mengurangi pemanasan global.
          Yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan upaya Green Campus dinilai dari segi:
1.       Efisiensi penggunaan kertas pada waktu proses pembelajaran
2.       Efisiensi pengelolaan sampah
3.       Efisiensi penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau
4.       Efisiensi penggunaan listrik
5.       Efisiensi penggunaan Air
6.       Efisiensi pemakaian sumber daya alam
         Pengelolaan sampah contohnya, melakukan pembakaran sampah seperti yang biasa dilakukan bukanlah merupakan solusi penyelesaian masalah yang tepat. Hal ini dapat merusak lapisan ozon karna asap yang ditimbulkan merupakan gas berbahaya. Hendaknya kita melakukan cara yang lebih efisien dalam mengelola sampah, sebagai contoh mulai membedakan mana sampah organic & Non -  Organik.
        Penerapan konsep 4R (Reduce, Recycle, Reuse, dan Repair/Recovery) pun harus mulai kita lakukan. Karena hal ini merupakan penyelesaian masalah yang sangat baik termasuk di lingkungan kampus.
          Lalu yang tidak kalah pentingnya ialah pemanfaatan sumber daya alam seperti air. Pemanfaatan air di lingkungan kampus sepertinya sudah kerap dilakukan dengan cara mematikan air di sebagian toilet kampus. Walaupun secara kuantitatif jumlah air di bumi relatif tidak berkurang, namun secara kualitas banyak sumber-sumber air yang telah mengalami pencemaran, baik air permukaan maupun air tanah. Pemanfaatan air permukaan (air sungai) sebagai sumber air bersih ini bukan saja membutuhkan pengolahan dengan teknologi yang ekstra, namun juga membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
          Eksploitasi air tanah, terlebih sumur bor sebagai sumber air bersih dan air minum bukan saja berdampak pada semakin terkurasnya air tanah, namun juga dapat mengakibatkan Menurunnya Permukaan Tanah seperti yang dialami oleh banyak kota-kota besar saat ini seperti Jakarta. Bilamana ada gejala penurunan permukaan tanah yang terus menerus, akan memudahkan air laut masuk ke daratan (Banjir Laut) ada kecenderungan yang menunjukkan bahwa volume air laut terus menerus bertambah karena mencairnya es di kutub sebagai dampak dari Pemanasan Global yang terjadi, yang akan memudahkan tenggelamnya daratan.
          Oleh karena itu pemanfaatan air sangatlah penting, apalagi dilingkungan kampus. Hal ini juga dapat mengurangi Pemanasan Global. Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi?!

Referensi sumber:
http://garisbawahku.blogspot.com/2012/11/kampus-hijau-ekosistem-generasi.html
http://gogreenindonesiaku.blogdetik.com/2009/12/07/green-campus-vs-pemanasan-global/
http://edukasi.kompas.com/read/2010/12/17/06161798/.Kampus.Hijau.Jadi.Ukuran

Rabu, 16 Oktober 2013

Apasih Pengental Makanan itu? Aman tidak ya?



Mengenal Pengental Makanan
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Pengental makanan lebih dikenal dengan sebutan Emulsifier. Pengental makanan juga termasuk salahsatu dari berbagai macam zat aditif. Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan atau dicampurkan terhadap makanan untuk menciptakan citarasa atau mutu yang lebih baik. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang mengandung air dan minyak, misalnya saus selada, margarine dan es krim. Berikut adalah macam-macam bahan pengental makanan dan penjelasannya.
Macam-macam Pengental Makanan:
a.      Telur
Telur mengandung lipoprotein dan fosfolipid seperti lesitin yang dikenal sebagai misel. Struktur misel pada lesitin tersebut adalah bagian yang membuat Emulsifier bekerja dengan baik.
b.      Gelatin
Gelatin adalah salah satu pengental makanan yang merupakan jenis protein yang di ekstrasi dari jaringan kolagen kulit, atau ligament hewan. Secara garis besar Gelatin juga salah satu pemberdayaan pengolahan limbah, karena Gelatin diperoleh dari tulang hewan yang tidak terpakai di rumah pemotongan hewan.
c.       Kuning dan Putih Telur
Putih telur adalah protein yang bersifat sebagai Emulsifier dengan kekuatan biasa dan kuning telur merupakan Emulsifier yang paling kuat. Paling sedikit sepertiga kuning telur merupakan lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk kompleks sebagai lesitin protein.
d.      Lesitin (Fosfatidil Kolina)
Adalah suatu fospolipid yang menjadi komponen utama fraksi fospatida pada ekstrak kuning tel atau kacang kedelai yang diisolasi secara mekanik, maupun kimiawi dengan menggunakan heksana. Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lesitin paling banyak diperoleh dari kedelai.
e.      Tepung Kanji
Tepung kanji, tapioka, tepung singkong, atau aci adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon. Tepung kanji merupakan salah satu emulsifier yang bagus untuk makanan. Tepung ini memiliki sifat-sifat fisik yang hampir sama dengan tepung sagu sehingga penggunaan keduanya dapat dipertukarkan.
f.        Kedelai
Kedelai sebagai bahan makanan memunyai nilai gizi cukup tinggi. Di antara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan pengemulsi yang bisa digunakan dalam produk-produk olahan.
g.      Susu Bubuk
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu bubuk selain sebagai pelengkap gizi, dapat pula berperan sebagai emulsifier dalam proses emulsi suatu bahan pangan yang sangat bagus.
Bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan susu sebagai emulsifier akan menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa yang lebih bagus dibandingkan dengan bahan pangan yang sama yang tidak ditambahkan emulsifier susu. Emulsifier susu bubuk dapat membuat tekstur zat terdispersi menjadi lunak, butiran zat terdispersi menjadi halus, dan meningkatkan kemantapan emulsi.

Dan tahukah anda pengental makanan ini juga merupakan bahan tambahan pangan yang aman menurut SK Menkes no.722/Menkes/Per/IX/88.
dipublikasikan by: Adrianus Rio Eka S

Sumber referensi: